Rabu, 01 April 2009

8 kecerdasan manusia...versi detail

Sugeng Handayani

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Sebagai Upaya untuk Membangkitkan Multiple Intelegences Siswa

.

sugeng.jpg

.

Abstract: This study is based on on the problems come up ini the process of self development in classroom activities, especially in SMP Nasional KPS Balikpapan. The main problem is how to develop multiple intelegences through learning process. This study is aimed at finding out how much cooperative in the learning process. The result shows that by using cooperative learning, the students’ multiple intelegences can be improved.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sudah digulirkan sebagai jawaban atas keragaman potensi daerah baik dari segi sumber daya manusia maupun fasilitas sekolah. KTSP disajikan berupa standar kompetensi yang dirinci dalam kompetensi dasar-kompetensi dasar tanpa memberikan indikator-indikator. Indikator-indikator pencapaian kompetensi diserahkan kreativitas penjabarannya kepada guru. Ini merupakan sinyal baik bagi guru karena dapat memberikan kebebasan atau otonomi pada guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi daerah masing-masing. KTSP juga memberikan wadah bagi guru untuk mengembangkan kemampuan diri peserta didik sesuai dengan keunggulan ataupun keunikan dari setiap individunya. Pelaksanaan pengembangan diri dapat dikaitkan dengan kegiatan ekstrakurikuler maupun dengan proses pembelajaran di kelas melalui pengalaman-pengalaman belajar yang inovatif, menantang, dan menyenangkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Ide penting dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa, karena pada dunia kerja sebagian besar dilakukan secara kelompok.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yaitu siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pembelajaran.

Penerapan pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu menerapkan masyarakat belajar (learning community). Di samping dapat mengembangkan kemampuan akademik pembelajaran kooperatif juga dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa. Siswa kelompok atas dapat menjadi tutor bagi kelompok bawah. Kelompok bawah mendapatkan bantuan khusus dari teman sebaya, sedangkan kelompok atas akan bertambah pengetahuannya. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dibagi menjadi enam fase seperti pada tabel 1.

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengembangan diri ternyata selaras dengan pembentukan kecerdasan ganda (multiple intelegences). Multiple intelegences yang dikemukakan oleh Hatch dan Howard Garner pada tahun 1983 ini terdiri atas kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. Kecerdasan ini secara kodrati dimiliki oleh setiap individu. Adapun keterampilan yang dominan pada tiap-tiap kecerdasan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kecerdasan Linguistik. Keterampilan kerja yang dapat dikembangkan adalah berbicara, memberitahu, menginformasikan, memberikan perintah, menulis, mengungkapkan dengan katakata, berbicara bahasa asing, menafsirkan, menerjemahkan, mengajar, berceramah, berdiskusi, berdebat, meneliti, mendengarkan (katakata), menyalin, mengoreksi, menyunting, mengolah kata, mengarsipkan, dan melaporkan. Contoh profesi yang sesuai adalah pustakawan, pengarsip, kurator, editor, penerjemah, ahli patologi bicara, penulis, penyiar radio/ TV, jurnalis, asisten legal, pengacara, sekretaris, pengetik, korektor, dan guru bahasa Inggris.

Kecerdasan Logis-Matematis. Keterampilan kerja yang dapat dikembangkan dengan baik adalah merancang keuangan, menyusun anggaran, melakukan penelitian ekonomi, membuat hipotesis, membuat estimasi, membukukan, mengkalkulasi, menggunakan statistik, mengaudit, membuat teori, menganalisa, mensistematisasi, mengelompokkan, dan mengurutkan. Contoh profesi yang dapat ditekuni adalah: auditor, akuntan, agen pembeli, petugas ansuransi, ahli matematika, ilmuwan, ahli statistik, juru taksir, analis komputer, ekonom, teknisi, petugas pembukuan, dan guru ilmu alam.

Kecerdasan Spasial. Keterampilan yang dapat dikembangkan adalah: menggambar, melukis, memvisualisasikan, menemukan, membayangkan, merancang, membuat presentasi visual, mengilustrasikan, mewarnai, membuat draft, membuat grafik, membuat peta, memotret, menghias, dan membuat film. Contoh profesi yang dapat ditekuni adalah insinyur, petugas survei, arsitek, ahli tata letak kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, penemu, pembuat peta, pilot, seniman rupa, dan pematung.

Kecerdasan Musikal. Keterampilan kerja yang dapat dikembangkan adalah bernyanyi, memainkan alat musik, merekam, berimprovisasi, menggubah lagu, mentranskripsi, menyusun aransemen, mendengarkan, membedakan nada, menyetel nada, mengorkestrasi, menganalisa, dan mengkritisi aliran-aliran musik. Contoh profesi yang dapat ditekuni: disc jockey, musisi, pembuat alat musik, penyetel piano, terapis musik, pramuniaga alat musik, penulis lagu, teknisi studio musik, pengarah paduan suara, konduktor, penyanyi, guru musik, dan penyalin musik.

Kecerdasan Kinestetik. Keterampilan yang dapat dikembangkan adalah: menyusun, menyeimbangkan, mengangkat, membawa, berjalan, berlari, membuat prakarya, merestorasi, membersihkan, mengirimkan, mengantarkan, memproduksi, memperbaiki, memasang, menginstalasi, mengoperasikan, menyesuaikan, menyelamatkan, mempertunjukkan, memberikan isyarat, berpantomim, mendramatisasi, memperagakan busana, menari, berolahraga, mengorganisasikan kegiatan di alam bebas, dan berwisata. Contoh profesi yang sesuai: terapis fisik, pegawai di tempat rekreasi, penari, aktor, petani, montir, tukang kayu, pengrajin, pegawai pabrik, penata tari, atlet profesional, jagawana, dan ahli permata.

Kecerdasan Interpersonal. Keterampilan yang dapat dikembangkan adalah: melayani, menjadi tuan rumah, berkomunikasi, berempati, berdagang, mengajar, melatih, membimbing, menilai orang, membujuk, memotivasi, menjual, merekrut karyawan, menginspirasikan, mempublikasikan, menyemangati, mengawasi, mengkoordinasikan, mendelegasikan, berunding, bermediasi, bekerja sama, mengkonfrontasi, dan mewawancara. Contoh profesi yang sesuai: direktur, manajer, kepala sekolah, pegawai personalia, arbiter, sosiolog, antropolog, konselor, psikolog, perawat, pegawai public relation, pramuniaga, agen wisata, dan direktur sosial.

Kecerdasan Intrapersonal. Keterampilan kerja yang dapat dikembangkan secara maksimal adalah: memutuskan, bekerja sendiri, mempromosikan diri, menetapkan tujuan, menyusun sasaran, berinsiatif, mengevaluasi, menaksir/menilai, merencanakan, mengorganisasikan melihat kesempatan, berinstrospeksi, dan memahami diri. Contoh profesi: psikolog, pemuka agama, guru psikologi, terapis, teolog, perencana program, dan pengusaha.

Kecerdasan Naturalistik. Beberapa keterampilan kerja yang dapat dikembangkan adalah: menciptakan suatu produk, melakukan percobaan, dan menggunakan sumber daya alam, Contoh profesi yang sesuai: ahli pertambangan, ahli perikanan, dokter, perawat, pengusaha, dan penemu.

be flexible

Senin, 23 Maret 2009

4_pazzion g apa yah..??

Kebetulan saya habis baca buku Jack M Zufelt memberi resep untuk
mengenali Core Desires kita masing-masing dengan. Kenapa saya kutip di
sini? Karena bisa jadi passion kita akan muncul otomatis kalau kita
menemukan Core Desire kita masing2.

Core Desiser bisa digali dengan metode Question Game.

Pertama, ajukan pertanyaan jenis ini: "Apa yang INGIN saya MILIKI, yang
sekarang BELUM saya MILIKI?
Pertanyaan utama ini bisa dipecah-pecah menjadi:

- Apa yang ingin saya lakukan jika saya punya banyak waktu dan
tak punya kewajiban apapun?
- Apa yang membuat saya gembira dan tertawa?
- Apa watak yang ingin saya miliki atau diperkuat?
- Apa yang saya harapkan dari anak dan istri/suami?
- Jika uang saya cukup, apa yang harus saya lakukan?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan menggairahkan kita. Namun, tak
semuanya bisa disebut Core Desires. Pertanyaan harus dipersempit untuk
menuju ke sana. Maka, ajukan pertanyaan kedua sebagai lanjutan
masing-masing pertanyaan di atas:
"Jika saya BERHASIL memiliki apa yang ingin saya miliki, apa yang bakal
saya RASAKAN, pengalaman emosional apa yang bakal saya dapat?

Cukupkah pencarian kita? Belum. Core Desires harus diukur seperti
mengukur kekuatan gempa memakai skala Richter 0-10. Ingat, meski
urutannya 0-10, skala Richter ini luar biasa karena beda kekuatan antara
angka sangat signifikan. Gempa pada skala Richter 5 membuat tanah
beguncang. Tapi pada skala 7 -- Cuma beda dua angka - kerusakannya luar
biasa. Ini karena tiap angka dalam skala Richter mewakili gempa yang
kekuatannya 10 kali lipat satu skala di bawahnya.

Di bawah ini intensitas Core Desires ala Zufelt (dengan memakai angka
1-100):

1-20: whims, passing fanceis, whises, gratifications, momentary
pleasure, and dislike

20-40: should, oughts, duties, obligations, assignments and extrinsic
motivation

40-60: moderate-internsity desires, wants, interests, and needs

60-80: recurring desires; growing intensity, strong mind-set and a sense
of duty

80-99: Steady deseire; relevant, important initiatives; strong interests
and motivations

100: high intensity, relevancy, immediacy, heartfelt, passionate and
deadearnest. Skala 100 inilah yang disebut Zufelt sebagai core desires.
Sesuatu yang begitu amat sangat kita miliki, yang sampai mengalir dalam
darah kita, masuk ke dalam sel-sel tubuh kita, yang mengusik adrenalin
kita berproduksi maksimal, yang menggetarkan hati kita, yang membuat
kita berujar "Duh Gusti, saya bener-bener ingin .."

Core Desires bisa diterapkan dalam berbagai area, mulai dari finansial,
kehidupan sosial, kepercayaan diri dan image pribadi, hingga kehidupan
keluarga.

Berikut ini simulasi penerapan core desires untuk wilayah finansial.

Pertanyaan: di bidang finansial, apa yang ingin saya miliki yang saat
ini belum kita miliki?

Jika jawabannya adalah Kebebasan Finansial, maka skalanya baru 80. Kejar
lagi dengan Questions Game berupa pertanyaan: "Jika sudah bebas
finansial, apa yang saya dapatkan yang selama ini belum kita miliki?"
Mungkin kita akan menjawab: "Kebebasan finasial akan memberi saya
kebebasan untuk melakukan apapun yang kita sukai."

Kejar lagi dengan pertanyaan berikut: "Jika saya bebas melakukan apapun
yang saya suka, kebebasan seperti apa yang saya miliki? Apakah itu akan
memberikan apa yang saya belum punya selama ini?" Nah, biasanya pada
tahap ini kebanyakan orang akan mandeg, seperti menemui jalan buntu.

Jika sudah mentok, naikkan kualitas pertanyaan yang melibatkan perasaan.
"Jika saya sudah bebas finansial, apakah keinginan non finansial saya
bisa terpenuhi? Hal emosional apa yang bakal yang dapat?" Para ekskutif
yang super sibuk mengejar uang dan lupa keluarga akan menjawab spontan
dengan mata berbinar seperti ini: "Aha, saya bisa bermain sepuas hati
dengan keluarga". Atau mereka yang sudah jenuh bekerja akan menjawab:
"Wah, saya bisa berhenti bekerja yang teratur dan membosankan. Saya bisa
menikmati hidup." Pada tahap ini skalanya sudah 100. Inilah Core
Desires.

Jangan salah, Core Desires tiap orang berbeda. Akan ada orang yang
mentertawakan kita dengan mengatakan: Kalau mau cukup bermain dengan
keluarga kan tidak perlu bebas finansial. Kalau ingin menikmati hidup,
tidak perlu kaya dan berprestasi tinggi, seperti yang disampaikan rekan
sahabat saya di atas.

Setiap pertanyaan (bahkan yang sama) akan menghasilkan jawaban yang
berbeda untuk masing-masing pribadi. Tidak ada salahnya mencoba trik
Zufelt untuk menggali mimpi-mimpi kita karena seperti yang sudah saya
sampaikan dalam serial sebelumnya, mimpi-mimpi akan membuat kita
melakukan lompatan kuantum dalam berbagai area hidup kita

Jumat, 20 Maret 2009

3_Bakat g apa yah . . ???

Setiap orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung jawab atas dirinya sendiri untuk menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik bila kita bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air, atau burung di udara.

Mengenali bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK Rowling? Itu loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta hanya dalam waktu semalam di Amerika dan Inggris saja. Semula dia kerja sebagai pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang pas-pasan. Tak disangka dia ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam dia mendongeng kepada anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada teman-temannya. Tak disangka, dari sanalah muncul motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa di pasaran.

Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita sendiri?

Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu : reaksi spontan, tanda masa kecil, cepat belajar, dan kepuasan.

Reaksi spontan

Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan kita terhadap situasi yang muncul. MIsalnya Anda sedang berjalan-jalan di keramaian. Tiba-tiba ada teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi Anda? Lari mengejar copet? Menghibur korban? Berdiri mematung menganalisa situasi? Bertanya-tanya ke beberapa orang, membuat konfirmasi atas kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin diambil. Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti Anda orang yang praktis dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu situasi yang mendesak bakat mental seperti ini sangat berguna, karena Anda segera bertindak. Pada situasi yang lain, bakat ini justru merugikan, misalnya karena tidak melakukan konfirmasi maka bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak “copeet..” itu ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan perhatian? Bisa saja ada orang lain yang kemudian menjadi salah sasaran Anda gebukin padahal dialah korban copet yang sesungguhnya.

Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang praktis? Apakah kita orang analitis? Apakah kita orang yang waspada (sehingga melakukan konfirmasi lebih dahulu)?

Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda akan langsung berbaur dan mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan orang yang baru Anda kenal? Ataukah Anda mengambil segelas minuman, lalu berdiri di pojok mengamati orang-orang lain? Atau Anda sibuk dengan ponsel Anda sendiri kirim-kirim SMS ke orang lain dan tidak peduli dengan pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi Anda introvert (cenderung ke dalam) atau extrovert (cenderung ke luar).

Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat mental yang sering disebut kepribadian.

Tanda masa kecil

Tanda masa kecil (yearnings) menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann, lahir di Hungaria tahun 1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun telah mampu menghitung pembagian 8 angka hanya di kepala. Pada usia 8 tahun dia sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik, cukup membaca sekilas buku telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan persis. Von Neumann menjadi peletak dasar-dasar komputer. Dia juga arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang dijatuhkan di Nagasaki oleh tentara sekutu.

Anna Mary Robertson Moses lahir di pertanian dekat New York. Sejak kecil dia senang mencampur warna, dan membuat sketsa indah dari berbagai buah-buahan. Namun kehidupan pertanian membuatnya tak lagi melukis hingga 40 tahun lamanya. Pada usia 78 tahun barulah dia memiliki waktunya untuk melukis. Selama 23 tahun kemudian hingga saat kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan kemudian terkenal sebagai artis lukis Grandma Moses.

Apa ciri bakat kita saat masa kecil? Pada bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh lingkungan?

Cepat belajar

Cepat belajar (rapid learning/ fast learning) merupakan tanda bahwa Anda berbakat pada bidang tersebut. Terkadang kita sendiri tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat kesempatan mempelajari hal baru, dan… blam! rasanya begitu mudah menguasainya.

Henri Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun. Pekerjaan sehari-hari adalah klerk seorang pengacara. Sampai suatu ketika dia sakit flu berat, sehingga harus istirahat di tempat tidur. Ibunya berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu. Saat itulah ibunya memberikan seperangkat kuas dan cat. Empat tahun berikutnya dia diterima sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.

JK Rowling, penulis Harry Potter, juga tidak menyadari punya bakat mendongeng hingga teman-teman anaknya menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini dia wanita kedua terkaya di Inggris, kalah hanya oleh Ratu Elizabeth.

Jim Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau hingga 2 kali perkawinannya hancur. Lulus SMA dia melamar sebagai tentara Navy. Prestasinya sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering dibilang bodoh oleh para atasannya. Sampai suatu ketika salah seorang instrukturnya bilang sebaiknya dia kuliah saja, karena tampaknya dia punya bakat matematika. Dan benar, dia meraih PhD di Computer Science! Setelah itu dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang sering mengabaikan keluarga membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat dari New York Institute of technology karena membangkang. Tak dijelaskan bagaimana, dia bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun, Clark yang menderita depresi berat, tiba-tiba menemukan pencerahan. Ternyata kehidupan kacaunya itu dikarenakan dia terlalu kreatif sehingga selalu mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu dia mendirikan perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon Graphic Inc. (SGI), Netscape (pembuat browser internet), hingga Healtheon (perusahaan medical di internet) yang semuanya sukses besar jual saham dalam IPO. Bakat Jim Clark adalah ide dan visinya.

Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders. Dia memulai bisnis ayam goreng di usia 66 tahun. Ternyata bisnis restoran adalah hal yang menarik dan mudah dia pelajari.

Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di situlah bakat Anda.

Kepuasan

Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan. Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kepuasan terhadap pekerjaan mereka, baik pekerjaan itu menghasilkan banyak uang maupun tidak. Kalau Anda senang melihat orang lain tumbuh karena bimbingan kita, maka Anda berbakat menajdi pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan menciptakan hal baru, yang unik dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi explorer, seperti Marco Polo dan Ibnu Batutah.

Seringkali yang membuat puas bukanlah sesuatu yang tampak secara fisik. Anda mungkin dosen, yang kadang suka kadang tidak dengan pekerjaan Anda. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata Anda malas mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-berita riset terbaru. Jadi sebenarnya bakat Anda ada di riset, jadi bisa berada dimana saja, misalnya bergabung dengan grup riset di perusahaan besar. Seingat saya, Bondan Winarno adalah seorang pegawai maskapai penerbangan (atau di sekitar itu) yang melakukan banyak perjalanan ke luar negeri. Namun dia lebih dikenal sebagai kolumnis di majalah, yang menceritakan banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai negara. Ternyata hobi dia yang lain adalah makanan (kuliner), bukan sebagai pembuat tapi sebagai penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh rubrik kuliner di salah satu stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat menjadi seorang explorer.

Apa saja yang membuat Anda puas?

Apapun kondisi dan pekerjaan Anda sekarang, tidak ada salahnya untuk terus mencari bakat terbaik kita. Kadang memang kita sendiri, entah kenapa, tidak peka dengan panggilan bakat kita. Tugas kita menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan. Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini mempunyai misi, tugas kita adalah menemukan dan menjalaninya.”

Disarikan dari buku Now, Discover Your Strengths karya Marcus Buckingham.

Kamis, 19 Maret 2009

1_passion andy noya

passion seoranG andy Noya . . .


Banyak yang bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin redaksi Metro TV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap orang yang bertanya bahwa saya keluar bukan karena ¡pecah kongs dengan Surya Paloh, bukan karena sedang marah atau bukan dalam situasi yang tidak menyenangkan. Mungkin terasa aneh pada posisi yang tinggi, dengan power yang luar biasa sebagai pimpinan sebuah stasiun televisi berita, tiba-tiba saya mengundurkan diri.

Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil keputusan sulit. Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang beasiswa ke IKIP Padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri beban uang kuliah. Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Metro TV.

Dalam satu seminar, Rhenald Khasali, penulis buku Change yang saya kagumi, sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba menganalisa mengapa saya keluar dari Metro TV. Andy ibarat ikan di dalam kolam. Ikannya terus membesar sehingga kolamnya menjadi kekecilan. Ikan tersebut terpaksa harus mencari kolam yang lebih besar.

Saya tidak tahu apakah pandangan Rhenald benar. Tapi, jujur saja, sejak lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV. Persisnya ketika saya membaca sebuah buku kecil berjudul Who Move My Cheese.Bagi Anda yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. Mereka hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika keju di situ habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya, kurcaci yang kedua, begitu yakin sampai kiamat pun persediaan keju tidak akan pernah habis.

Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak sahabatnya untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya dipindahkan oleh seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan menunggu terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu sampai kemudian mati kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin lain yang penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat lama.

Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang tidak mau berubah, dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.

Setelah membaca buku itu, entah mengapa ada dorongan luar biasa yang menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang mendorong saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang selama ini membuat saya sangat nyaman karena setiap hari keju itu sudah tersedia di depan mata. Saya juga ingin mengikuti lentera jiwa saya. Memilih arah sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri.

Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul Lentera Hati yang dinyanyikan Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain syair dan pesan yang ingin disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata hati saya, sudah sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada banyak orang.
Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, yang sudah menduduki posisi puncak di suatu perusahaan asuransi asing, mengaku tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata tidak membuatnya bahagia. Dia merasa lentera jiwanya ada di ajang pertunjukkan musik. Tetapi dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia merasa tidak siap jika kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan. Maka dia menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia.

Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, saya juga menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan yang mereka tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tahu ingin menjadi apa, ada yang jujur bilang ikut-ikutan pacar (yang belakangan ternyata putus juga) atau ada yang karena solider pada teman. Tetapi yang paling banyak mengaku jurusan yang mereka tekuni sekarang — dan membuat mereka tidak bahagia — adalah karena mengikuti keinginan orangtua.

Dalam episode Lentera Jiwa (tayang Jumat 29 dan Minggu 31 Agustus 2008), kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil keputusan besar dalam hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak diplomat dan lulusan Hubungan Internasional, yang pada satu titik mengambil keputusan drastis untuk berbelok arah dan menekuni dunia masak memasak. Dia memilih menjadi koki. Pekerjaan yang sangat dia sukai dan menghantarkannya sebagai salah satu pemandu acara masak-memasak di televisi dan kini memiliki restoran sendiri. Saya sangat bahagia dengan apa yang saya kerjakan saat ini, ujarnya. Padahal, orangtuanya menghendaki Bara mengikuti jejak sang ayah sebagai dpilomat.

Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan hatinya untuk menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya mendapat beasiswa dari British Council. Kini Adit bahkan membuka sekolah animasi. Padahal, ayah dan ibunya lebih menghendaki anak tercinta mereka mengikuti jejak sang ayah sebagai dokter.Simak juga bagaimana Gde Prama memutuskan meninggalkan posisi puncak sebuah perusahaan jamu dan jabatan komisaris di beberapa perusahaan. Konsultan manajemen dan penulis buku ini memilih tinggal di Bali dan bekerja untuk dirinya sendiri sebagai public speaker.

Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam kehidupan yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.

Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu gembira dalam menikmati hidup. Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi. Gembira terus. Nggak ada capeknya, ujar Yon Koeswoyo, salah satu personal Koes Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone. Dalam usianya menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh enerji. Dinamis. Tak heran jika malam itu, saat pementasan Earthfest2008, Yon mampu melantunkan sepuluh lagu tanpa henti. Sungguh luar biasa. Semua karena saya mencintai pekerjaan saya. Musik adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya, katanya.

Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.

2_8 kecerdasan Manusia

8 KecerDasaN ManuSia. . . g dapet nyang mana yah.....hohoho ^^ menurut g dari kecil harus tau,,,,biar ambil jurusannya tepat dengan bakat kita...


Manusia memiliki kecerdasan yang dapat dibedakan menjadi 8. Dalam istilah yang lebih populer, kedelapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia itu adalah :1.Kecerdasan Linguistik : Word Smart

Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan politik.

Coba anda periksa kepribadian di bawah ini, mana yang merupakan kepribadian anda:
- Suka menulis kreatif di rumah.

- Senang menulis kisah khayal, lelucon dan cerpen.

- Menikmati membaca buku di waktu senggang.

- Menyukai pantun, puisi dan permainan kata.

- Suka mengisi teka-teki silang atau bermain scrable.

Yang manakah kemampuan linguistik anda ??

Jika kamu di sekolah, kampus banyak bicara dan kurang memperhatikan pelajaran atau menikmati menulis puisi di rumah tapi tidak mengerjakan PR, senang bercerita. Kamu mepunyai kecerdasan linguistik. Kembangkanlah potensimu terus. Suatu saat kamu akan menjadi seseorang yang hebat.

2. Kecerdasan Logis- Matematis : Number Smart

Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen. Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman komputer dan ahli matematika.

Coba periksa ketrampilan yang ada pada anda saat ini:
- Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.

- Menikmati menggunakan bahasa komputer atau progam software logika

- Ahli bermain catur, dan permainan strategi lainnya

- Menjelaskan masalah secara logis

-Merancang Eksperimen

-Suka bermain teka-teki logika

- Mudah memahami sebab-akibat

- Menikmati pelajaran matematika dan IPA serta mendapatkan prestasi yang bagus

Kemampuan logis yang manakah yang saya miliki ??

Inilah kecerdasan yang dikaitkan dengan kecerdasan dalam bersekolah. Jika kamu memiliki kecenderungan kutu buku, mendapat nilai tinggi IPA, menikmati dan berinteraksi dengan komputer, mencoba mencari jawaban yang sulit, maka Kamu berbakat besar dalam kecerdasan ini. Kembangkan terus, suatu saat kamu akan menjadi seorang ilmuwan, akuntan, insinyur, ahli pemrogaman komputer atau mungkin filosofi.

3. Kecerdasan Spasial : Picture Smart

Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.

Coba periksa ketrampilan yang menurut kamu ada pada diri kamu:

- Menonjol dalam kelas seni kelas.

- Mudah membaca peta, grafik dan diagram.

- Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya

- Mencoret-coret diatas kertas

- Lebih mudah memahami lewat gambar daripada lewat kata-kata ketika sedang membaca.

Jadi yang manakah kemampuan spasial yang anda miliki ??

Seandaianya kamu menonjol dalam kecerdasan ini, kembangkanlah. Karena suatu saat kamu bisa jadi pelukis, pemahat, designer, dan perancang bangun.

4 Kecerdasan Kinestetik- Jasmani : Body Smart

Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kay, ahli bedah)

Coba anda piilih ketrampilan yang ada pada diri anda:

- Bergerak-gerak ketika sedang duduk

- Terlibat dalam kegiatan fisik seperti renang, bersepeda, hiking atau bermain skate board.

- Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari.

- Menikmati melompat, gulat dan lari.

- Memperlihatkan kerampilan dalam kerajinan tangan seperti kayu, menjahit, mengukir.

- Menikmati bekerja dengan tanah liat, melukis dengan jari, atau kegiatan “kotor” lainnya.

- Suka membongkar sebuah benda kemudian menyusunnya lagi

Lalu kemampuan kinestetik jasmani apa yang anda miliki sekarang ??

Jika anda tidak betah duduk lama-lama dan lebih suka bergerak, menyukai studi lapangan, maka kamu menonjol dalam kecerdasan ini. Maka kembangkanlah terus.

5. Kecerdasan Musikal: Music Smart

Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.

Bakat musik adalah sesuatu bakat yang selam ini dibiarkan atau ditelantarkan di sekolah. Jikalau kamu memiliki bakat ini maka ada baiknya mengembangkan di luar lingkungan sekolah.

6. Kecerdasan Antar Pribadi: People Smart

Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerj untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain.

Nah jika kalian sangat populer di kalangan teman-temanmu dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cepat. Maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah, suatu saat kamu akan menjadi seorang pemimpin, konselor, pengusaha atau organiser komunitas.

7. Kecerdasan Intra Pribadi: Self Smart

Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Kecerdasan ini sangat penting bagi para wira usahawan dan individu lain yang harus memiliki persyaratan disiplin diri, keyakinan, dan pengetahuan diri untuk mengetahui bidang atau bisnis baru.

Jika kamu mampu mengetahui siapa diri kamu sebenarnya, pandai menargetkan dan menentukan target untuk diri sendiri. Kamu percaya diri dan tidak pemalu, maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah terus kecerdasan ini karena sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk meraih kesuksesan.

8. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart

Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.

Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki 8 kecerdasan diatas dan setiap harinya digunakan dan dikombinasikannya. Contohnya saja bila pemain sepak bola menggiring bola maka mereka menggunakan kecerdasan kinestetik-jasmani untuk menggiring bola, kecerdasan spasial untuk memvisualisasikan posisi bola setelah lawan menendangnya, dan kecerdasan antar pribadi untuk kerja sama dengan anggota tim lainnya. Akan tetapi mereka memiliki salah satu kecerdasan yang paling dominan yaitu kinestik-jasmani.

Nah sekali lagi untuk menjadi orang yang sukses anda harus bisa mencari dan menemukan kecerdasan yang paling dominan pada diri kamu dan terus mengasahnya agar menjadi talenta dan orang yang sukses dan hebat.